AyoMondok Bahtsul Masail Santri NU RMI NU Kabupaten Malang Gelar Fathul Qarib competition . Minggu, 10 Oktober 2021 - 22:15 WIB. Habib Salim Jindan Dukung Habib Luthfi Jadi Rais Aam PBNU. Ketum PBNU Akan Lantik PCNU Kabupaten Malang 14/02/2022 - PeringatiHari Santri, RMI-PBNU Gandeng Amazon Web Services Gelar Kompetisi Santri 4.0 Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) menggelar Award Kompetisi Santri 4.0 pada Kamis (21/10). Jumat, 22 Beritadan topik Muktamar NU - Gugatan kepada Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar Resmi Dicabut: Persoalan Hukum Selesai - Gugatan kepada Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar Resmi Dicabut: Persoalan Hukum Selesai. KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU hasil Muktamar ke-34 di Lampung, disambut positif Wakil Ketua Gerakan Subang NU Subang Online Gerak Cepat, KOIN NU Tambakdahan Kejar Target. MWC NU Kec. Tambakdahan kembali mengumpulkan warga Nahdliyin untuk percepat program KOIN NU. "Target harus tercapai. Kita bangun kantor sekretariat MWC NU untuk segala kebutuhan." Ungkap Ust. Muno, Ketua MWC NU Kec. Tambakdahan Sementara Ketua RMIjuga baik, ada gerakan ayo mondok yang dahsyat itu. Lalu, program Kader Penggerak yang sudah 11 kali putaran dan menghasilkan ratusan kader. Selama periode ini, alhamdulillah, pembangunan 24 Universitas NU, 62 SMK, penarikan kembali 3 Rumah sakit NU, dan sebagainya bisa dilakukan dengan baik. Tercatatsebagai Pembina Yayasan Pesantren Fajar Dunia adalah almarhum KH Slamet Efendy Yusuf, wakil Ketua Umum PBNU hingga wafat dua tahun lalu. Ketua Gerakan Nasional Ayo Mondok, RMI NU, KH Lukman Harits Dimyati menyambut baik inisiatif lagu Ayo Mondok versi despacito ini. "Luar biasa, mereka bisa jadi duta untuk menyampaikan pesan CHANNEL ARRAHMAH.CO.ID - Silaturahim Nasional Gerakan Nasional Ayo Mondok Dilaksanakan di Taman Candra Wilwatikta Kabupaten Pasuruan, Jum'at-Minggu, 13-15 Mei 2016. Ini Ucapan selamat dan Sukses Silatnas Gerakan Nasional Ayo Mondok 2016 dari Pengurus Wilayah Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah INDRAMAYU AYOCIREBON.COM-Seluruh pesantren diimbau waspada, menyusul insiden penyerangan kiai di Indramayu.Ketua Rabithah Ma'ahid al Islamiyah (RMI), Kiai Azun Mauzun mensinyalir adanya upaya pembunuhan terhadap Gus Farid, korban dalam insiden penyerangan kiai di Indramayu pada Selasa, 8 Maret 2022 malam.. Kiai Azun Mauzun yang p9uC. Call +62 812 7823 4876E-mail pwrmisumsel Login Register No Result View All Result No Result View All Result Semarang, NU Online Pengurus Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiah PP-RMI NU menyelenggarakan Silaturahim dan Konsolidasi Gerakan Nasional Ayo Mondok pada Rabu 4/3 bertempat di Villa Pondok Kopi, Umbul Sidomukti, Kabupaten Semarang, JawaTengah. Acara yang dihadiri oleh seluruh Pengurus Pusat RMI PP-RMI, Pengurus Pusat Gerakan Nasional Ayo Mondok, dan utusan beberapa perwakilan Pengurus Wilayah PW-RMI dari Jawa membahas tentang evaluasi program dan strategi Gerakan Ayo Mondok GAM ke depan. Menurut Ketua Umum PP RMINU KH. Abdul Ghafarrozin atau yang lebih akrab disapa Gus Rozin, GAM sejak awal diarahkan sebagai upaya promosi pesantren kepada masyarakat kelas menengah ke atas agar memperluas masyarakat santri. Di samping tentu saja menjadi media komunikasi bagi pesantren kebanyakan. Oleh karena itu harus bisa menjawab kebutuhan masyarakat sekarang tentang pondok pesantren. "Dalam survey yang dilakukan PP RMINU, ada pergeseran di tengah masyarakat tentang Pesantren. Wali santri kelas menengah ke atas jarang yang bertanya tentang kitab apa yang dikaji di pesantren," ungkapnya. Kelompok ini lanjutnya, lebih sering mengukur pesantren yang cocok untuk anak-anaknya dari mulai dari segi sarana, kebersihan, kesehatan, dan ihwal lain yang itu belum menjadi perhatian GAM selama ini. Ketua Gerakan Ayo Mondok, KH Lukman Haris Dimyati juga mengungkapkan, terkait pergeseran definisi di masyarakat, seperti tidak samanya pemahaman wali santri dan pesantren tentang mana yang kategori kekerasan dan mana yang kategori mendidik. GAM juga harus memberikan sosialisai, pendampingan, dan advokasi ke pesantren agar tidak menjadi persoalan di kemudian hari. "Mungkin harus dibentuk sistem yang mengikat antara pondok pesantren dan wali santri, sehingga kejadian yang tidak diinginkan seperti komplain wali santri terhadap cara didik pengasuh ke anaknya yang dianggap kekerasan, tidak terjadi lagi," ungkapnya. Demi tercapainya tujuan-tujuan terebut, Gus Rozin juga mengingatkan bahwa GAM dan RMI harus bersinergi dengan baik sehingga niatan kita untuk memajukan pesantren dapat saling menguatkan. "Karena ada beberapa hal tidak bisa didekati secara struktural RMI, namun bisa dengan kultural GAM," terang Pengasuh Pesantren Maslakul Huda Pati ini. Sebelum Muktamar Makassar RMI itu Banom di NU. Setelahnya RMI menjadi lembaga sehingga ada beberapa keterbatasan dalam organisasi RMI di pusat dan daerah, padahal justru persoalan pesantren dewasa ini lebih kompleks, sehingga perlu langkah terobosan untuk untuk memecah kebuntuan ini, GAM bisa menjadi solusi karena sifatnya yang horisontal. "GAM harus mengambil peran promotif dan pemberdayaan yang menyentuh kebutuhan masyarakat pesantren. Biar hal-hal yang bersifat prinsipil dan substantif menjadi tugas RMINU," tegasnya. Harapannya hasil dari konsolidasi kali ini bisa menjadi bekal untuk kepengurusan yang selanjutnya. Silaturahim dan konsolidasi membahas evaluasi program, struktur, dan perencanaan program strategis GAM. Kontributor Mukhamad Zulfa Editor Abdul Muiz Oleh Abdul Rahman WahidPondok pesantren pada awalnya di-setting sebagai lembaga pendidikan non-formal. Surau, Masjid dan pemondokan santri menjadi ruang aktifitas sentral para santri belajar ilmu. Ilmu yang dipelajari secara umum berkutat pada persoalan disiplin ilmu agama baca; Islam, semisal fiqh, tasawwuf, nahwu, shorof, tauhid, tajwid dan semacamnya. Teks-teks yang jadi rujukan juga seputar kitab kuning klasik, sebuah karya cendikiawan Islam Ulama yang rata-rata ditulis pada abad pertengahan. Hal semacam itu membuat beberapa kalangan menjuluki kaum pesantren sebagai kaum berjalannya waktu, tuntutan zaman kian kompleks. Pesatnya keilmuan yang semakin spesifik serta perkembangan teknologi terus menuntut pesantren tetap bisa menjadi lembaga pendidikan yang selalu survive. Alhasil, pesantren juga membuka pendidikan umum mulai dari SD-MI, SLTP-MTs, SMA-SMK-MA-MAK, bahkan Perguruan Tinggi. Sungguh ini capaian yang luar biasa. Selain menjadi lembaga pendidikan agama, pesantren juga membuka ruang untuk siapa saja yang ingin memperdalami ilmu itu ternyata tidak membuat pesantren aman dalam memuluskan ajarannya. Munculnya pesantren-pesantren baru yang sebenarnya berada dalam naungan aliran Islam transnasional menjadi tantangan pesantren yang sudah lama ada. Pesantren baru muncul dengan mengedapankan ilmu umum semata, pengetahuan bahasa Inggris dan bahasa Arab menjadi tawaran untuk menarik animo para orang tua agar memondokkan anaknya di pesantrennya. Gerakan "Ayo Mondok" yang dipelopori oleh Rabithah Ma'ahid Islamiyah RMI PBNU menjadi signal bahwa lembaga pendidikan pesantren bukan lembaga alternatif. Akan tetapi, pesantren dengan segala bentuknya merupakan lembaga unggulan. Memang, jika dilihat dari redaksi bahasa, gerakan tersebut seakan-akan hanya ajakan untuk orang tua agar memondokkan anaknya di pesantren. Ajakan tersebut diperuntukkan agar orang tua tidak memondokkan anaknya di pesantren yang salah. Karena, meskipun menempuh pendidikan di pesantren bukan jaminan mereka sudah berada di tempat yang benar. Jika pesantren yang ditempati berideologi Islam garis keras, maka sejatinya mereka tidak nyantri. Akan tetapi, mereka dididik untuk menjadi para "teroris" dengan alasan "jihad". Setelah keluar sebagai alumni mereka malah mencoreng nama Islam itu sendiri. Untuk itulah, gerakan "Ayo Mondok" menjadi sebuah kampanye penting agar orang tua tidak salah menitipkan anaknya untuk belajar di pesantren. Pentingnya MondokBanyak hal kenapa orang tua penting memondokkan anaknya di pesantren yang benar. Menurut pengalaman penulis sendiri, ada beberapa hal kenapa penting menempuh pendidikan di pesantren, tentunya pesantren yang berada di bawah asuhan kiai-kiai Nahdlatul Ulama NU. Di antaranya pertama, pesantren NU memiliki sanad keilmuan yang jelas. Segala yang dipelajari di pesantren NU bisa dipertanggungjawabkan. Jika kita runtut, ilmu yang dikonsumsi alurnya jelas sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya, kita tak perlu khawatir atas kebenaran ilmu yang dipelajari di pesantren NU. Karena itu sudah sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW yang besok bertanggung jawab dihadapan Allah Yang Maha pesantren mengajarkan kita untuk tidak berpikir oposisi-binner. Sebuah gaya berpikir yang selalu mempertentangkan setiap perbedaan. Tak heran, jika gerakan feminisme menjadi kekuatan matriarki yang menindas kaum lelaki, semisal. Atau sosialisme menentang otoriterianisme, lalu menjadi otoriterianisme dengan bentuk baru. Nah, di pesantren kita diajarkan bahwa perbedaan itu adalah sunnatullah. Perbedaan tidak perlu dipertentangkan, akan tetapi disikapi secara arif agar bisa berjalan sejarah yang bisa kita petik adalah saat terjadi perang sesama sahabat Rasulullah. Ketika beberapa kelompok memberi dukungan kepada salah satu sahabat, bahkan ada yang memilih menyalahkan keduanya. Ulama Ahlussunnah memilih tidak berkomentar. Diamnya Ahlussunnah bukan tanpa alasan, sikap diam tanpa komentar merupakan pernyataan tersirat bahwa keduanya sama-sama mempunyai dasar alasan atas perang yang mereka kobarkan. Keduanya sama-sama sahabat Rasulullah dan perbedaan pandangan itu hal yang biasa terjadi, tak terkecuali sahabat Nabi kita dikenalkan tentang konsep barokah. Dalam kehidupan pesantren, barokah menjadi hal penting yang dijadikan pegangan santri. Sering kali kita mendengar, setinggi apapun ilmu yang didapatkan jika tidak mendapatkan barokah Kiainya, maka ilmu yang didapat akan sia-sia. Dalam pandangan pesantren tabarrukan atau biasa disebut barokah mempunyai makna penambahan kebagusan dari Allah, ziyadatul khair. Artinya, setiap waktu semakin bertambah baik. Barokah merupakan sebuah kekuatan rasa yang dimiliki oleh Kiai dan dipercaya mampu melegitimasi ilmu yang diperoleh santri, manfaat atau tidak. Barokah tidak semata-mata bisa hadir dari seorang Kiai. Artinya, untuk mendapatkan titel bahwa seorang Kiai memiliki kekuatan barokah biasanya terletak pada sejauhmana Kiai tersebut memilki sendiri merupakan sebuah pengetahuan yang telah mengkristal pada diri seorang Kiai. Tentunya, ilmu yang pernah dipelajarinya telah menyatu dengan dirinya. Nah, Kiai seperti ini akan terlihat begitu karismatik di depan santri-santrinya dan masyarakat pada umumnya. Ternyata, hal semacam ini tidak hanya diakui oleh kalangan pesantren. Seorang tokoh sosiologi, Max Weber juga mengakui akan kebenaran ini. Dalam menjelaskan rasionalisasi, Weber mengakui bahwa ilmu-ilmu sosial harus berkaitan dengan fenomena spiritual atau ideal. Alasannya, sebagai ciri-ciri khas dari manusia yang tidak berada dalam jangkauan bidang ilmu-ilmu alam. Nah, yang semacam ini dalam pesantren biasa disebut dengan barokah dan karomah. Sesuatu yang selama ini kita anggap mistis, ternyata hanya persoalan rasio akal belum mampu menjangkaunya. Sebenarnya ini adalah hal yang rasional, suatu saat bisa dari pesantren kita akan diajarkan bagaimana bersosial. Tanpa disadari, dalam kehidupan santri menyimpan segudang pelajaran hidup. Hal sederhana, semisal bagaimana santri makan bersama dengan menggunakan talam. Dari situ kita bisa lihat, bahwa kebersamaan dalam pesantren itu sangat diutamakan. Tanpa melihat dari mana asalnya, miskin, kaya bahkan keturunannya. Pesantren tak pernah mengenal kasta, semua diperlakukan sama, selain persoalan di atas, hal paling penting yang bisa didapat dari pesantren adalah "Akhlak". Akhlak yang dimaksud di sini bukan sekedar persoalan etika semata. Karena etika lebih kepada persoalan pola sikap dan pola ucap. Semisal, seorang koruptor yang sosialnya bagus tidak bisa dikatakan berakhlak. Karena apa yang ia lakukan tidak sesuai dengan kebenaran tetapi, akhlak jauh melampaui itu. Seseorang yang berakhlak, baik tindakan, perkataan, pikiran maupun perasaannya akan berjalan secara beriringan. Keempatnya tidak mungkin bertentangan. Contoh yang bisa kita ambil, ketika Nabi Muhammad SAW mengutuk seseorang yang munafik. Seperti kita mafhum, munafik adalah seorang yang ucapan dan tindakan, pikiran serta hatinya tidak sesuai. Dari contoh itu bisa kita petik, bahwa akhlak meliputi persoalan pola sikap, pola ucap, pola pikir dan pola rasa hati. Bagaimanapun juga, Nabi Muhammad SAW diutus ke dunia, tak lain dan tak bukan untuk menyempurnakan akhlak manusia, Innama bu'itstu liutammima makarimal hanya sekelumit pengalaman dari penulis yang pernah mengenyam pendidikan di pesantren. Tentu masih banyak hal lain yang bisa dijadikan alasan kenapa mondok nyantri itu penting. Ada segudang pelajaran dan pengalaman yang hanya bisa kita dapatkan dari pondok pesantren. Untuk itu, Ayo Mondok.